Senin, 26 Mei 2008

Gigi Oh Gigi... ( MAAAHHHHAAAALLL)

Apa jadinya jika gigi ga ada… mungkin kacang tidak dimakan, tapi malah dijadikan peluru ketapel. Dan mungkin tidak ada dokter gigi yang siap menjamah gigi.
Ngomong2 masalah dokter gigi, aku punya hubungan dengan dokter gigi. Jangan pikir yang bukan2 dulu eeee, tapi hubungan seperti dokter dan pasiennya. Waktu itu aku merasa kurang PD dengan gigiku, bukan berarti gigiku berlebih (jongos) tapi lobang yang bersarang sudah mirip lobang buaya tempat dikuburnya pahlawan revolusi. Karna itu aku bergairah untuk datang ke dokter gigi untuk menyelesaikan masalah si gigi buaya ini.

*******

Ketika aku nyampai di tempatnya dokter gigi praktek, aku merasa deg degan seperti pengalaman pertama ngedate…. Yang terlintas di otak konyolku dokter gigi itu seperti orang dengan memakai jas putih dan tang di tangannya dan dengan giginya yang subur mirip mirip banjo porsenilnya team lo. Dan aku membayangkan doter itu akan mencabut gigiku dengan giginya yang subur….. WWWAAAAAAA AMPUUUUUUUNNN!!!!!! Khayalan berakhir ketika aku dipanggil masuk keruangan si dokter gigi subur. Alhamdulillah…. Dokter tu ga punya gigi subur seperti dalam khayalanku. Tapi hal aneh mulai terlihat ketika dia menyuruhku duduk di kursi khusus. Suaranya kaya manusia yang bergelut di dunia persalonan. WAAAAAA BAAANNNNCCIIIIIIII……… otak konyolku mulai kelayapan, yang kupikirkan dia akan mengikat tanganku dan berkata “Adek manis… gigi mana yang sakit??” WWAAAA……
Aku tersadar ketika di membawa peralatannya ke dekatku. Aku hanya bisa pasrah. Hampir setengah jam si dokter gigi subur banci itu menjamah gigiku yang mau di ribonding… maklum si dokter gigi ne tamatan sekolah salon gigi. AKhirnya selesai juga. Mengelus dada… alhamdulillah aku ga hamil… heeee….

*********

Seperti biasa kalo dokter udah menikmati si pasien, si pasien musti bayar. Dan sebagai pasien yang bertanggung jawab, rajin, baik hati, pandai memasak dan rajin menyiram bunga, aku pun bertanya biaya yang harus dibayar. Tapi aku bingung mau memanggil dokter tu pake apa, Pak, Bu, Tante, Om, Dek, Bang, Jeng ato Say….? Udahlah ga penting, pokoknya aku bisa keluar dari ruang praktek ini tanpa menrenggut keperjakaanku.
“ berapa…?”
“ 250 ribu…!”
“MAAAAHHHHAAAAAALLLLLLL”( dalem hati )
Dokter gigi subur banci tersenyum mesum. Dan aku balas senyumnya itu dengan uang 5 lembar 50 ribu. Dalam hatiku hanya bisa teriak “MMMAAAAAHHHHAAAAALLL” dan aku baru sadar ternyata uang itu uang terakhir di dompet.
“Mau makan apa nee….”(dalem hati )
Dan aku baru paham mengapa orang Indonesia kurang gizi, penyakitan…. Itu karena biaya berobat MMMMAAAAAHHHHHAAAALLLLLL……..

Sabtu, 03 Mei 2008

Doa Kami Untukmu

Hari ini, kabar duka datang dari kawan dekatku Ardiansyah. Ayahnya, bapak Chairil Anwar Saka meninggal karena gagal ginjal pada hari sabtu 3 Mei 2008. Mungkin penyakit itu berawal dari konsumsi obat yang banyak sehingga mengalami kerusakan ginjal.

Kabar yang sangat mengejutkan, tidak hanya aku tetapi juga teman-teman yang lain. Apalagi kabar itu didapat ketika kami sedang merayakan Ultah salah satu temanku. Sosok bapak yang sangat bersahabat, ramah, mungkin itu yang menyebabkan kami begitu dekat dengannya.

Aku dan teman-teman yang lain turut berduka cita atas meninggalnya pak Saka.Selamat jalan pak... semoga kau mendapat tempat yang indah di sisi Allah SWT. Dan untuk temanku Ardi, jangan kau terlarut dalam kesedihan. Tetap sabar dan tabah. Jadikan ini sebagai motivasi agar kau lebih maju....